Tuesday, November 11, 2008

Initial Management and Evaluation of Severely Injured Patients






"Prioritas utama dalam penanganan korban kritis di lapangan termasuk mempertahankan jalan nafas/airway, adequate ventilation, dan monitor perdarahan luar/ external bleeding"


Sebelum korban di bawa ke rumah sakit, trauma team di emergency departement terdekat/ tempat patient di tranfer harus di beritahu terlebih dahulu terutama mengenai seberapa kritis kondisi korban. Sehingga ED dapat mempersiapkan segala sesuatunya sebagai contoh peralatan ventilator pada intubated patient atau blood pada korban perdarahan. Atau bahkan bantuan petugas kesehatan jika korban dalam jumlah banyak.

Pasien yang gelisah, tidak kooperative dan not responding terhadap pemberian oxygen dapat di assumsikan bahwa pasien mengalami hypoxic sampai ada bukti hasil lab. Sehingga pasien membutuhkan endotracheal intubation untuk memberikan ventilasi yang adequate and menangani hypoxia.

Hal-hal yang di perlu di perhatikan pada penanganan pasien kritis :

  • Pneumatic Antishock Garment (PASGs) ; Meskipun PASGs dapat membantu dalam immobilisasi fracture pada pelvic dan extremitas bawah dan juga dapat mengurangi kehilangan darah pada bleeding, peralatan ini tidak terlalu memberikan pengaruh pada pasien hypotensive. Perlu di ingat bahwa pemakaian peralatan ini juga dapat mungkin menyebabkan compartement syndromes terutama jika menggunakan tekanan yang tinggi dalam jangka waktu yg lama.
  • Prehospital Intravenous Lines ; Pemberian dini intravenous fluids at the scene is counterproductive jika transit time to the hospital kurang dari 15 menit. Sesungguhnya, kelebihan cairan dapat menyebabkan kemungkinan perdarahan kembali pada luka yang sudah berhenti sementara.
  • Establishing Intravenous Lines ; Jika pasien mengalami syock hypovolemik hebat yang menyebabkan vena collapse, atau ada riwayat penggunaan intravenous narcotic sebelumnya, mungkin akan sangat sulit mendapatkan vein access di peripheral. Sehingga pasien spt itu memerlukan subclavian veins untuk mendapatkan IV access yg tercepat. Percutaneous catheterization of internal jugular vein juga sangat bagus buat IV access terutama pada pasien yang indikasi memerlukan tindakan operative. Untuk perkiraan Pasien yang mengalami luka pada leher and dada atas membutuhkan minimal 1 venous access di lower extremitas, dan jika luka di perut di butuhkan 1 atau lebih IV lines terutama yang terdekat dengan vena cava superior.
  • Cardiopulmonary Resuscitation ; Open thoracotomy mungkin dapat di pertimbangkan di emergency resuscitation room pada pasien yang mengalami luka tusuk di dada dan mengalami cardiac arrest ketika baru datang di ED. Walaupun demikian open cardiac massage di ED jarang berhasil pada pasien dengan cardiac arrest yang disebabkan oleh luka tembak/ gunshot wound, penetrating intra abdominal injuries, atau pada trauma tumpul yang hebat pada kepala or trunk.
  • Control of External Bleeding ; Tourniquets jarang di gunakan tetapi jika diperlukan, pressure shoud be applied over the most proximal portion of the extrimity wound and cuff pressure should be well above the systolic pressure. karena jika pressure is slightly dibawah the systolic pressure, darah artery akan masih dapat mengalir ke extemitas sehingga menyebabkan increased venous bleeding.

Ref; Handbook of Trauma by Robert F. Wilson, 1999 Philadelphia

2 Comments:

Anonymous said...

Hello,
bagus nih artikelnya :)
sharing pendapat yahh, sekarang ditempat kerja saya (afghanistan) sebagai alternatif pemasangan infus intravena kami lebih prefer ke Intraosseus dengan alat FAST. silahkan di googling aja pake keyword "FAST, intraosseus". banyak koq artikel dan panduannya (salah satunya website dari australia juga). klo di kemasannya sih di refer ke www.pyng.com.
saya pernah ditraining sekali dan ternyata pemasangannya mudah dan simple. hanya perlu sedikit 'nyali' aja,hehehe.

salam,
www.diskusiperawat.co.cc

Anonymous said...

ada yang ketinggalan nih,
ijin di backlink yahh :)

salam,
www.diskusiperawat.co.cc