Sunday, November 30, 2008

Membaca EKG or ECG


EKG adalah rekaman perbedaan potensial yang di bangkitkan oleh eksitasi di dalam jantung. Alat ini mampu memberikan informasi tentang posisi jantung, frequency, irama dan juga menunjukkan asal dan penyebaran potensial aksinya walaupun tidak dapat di ketahui kontraksi dan kerja pemompaan jantung.
8 Langkah Menentukan ECG interpretation ;

Menentukan rhythm
Menentukan Rate
Mengkaji P wave
Menentukan Durasi PR Interval
Menentukan Durasi QRS complex
Mengkaji T wave
Menentukan durasi QT interval
Mengevaluasi komponen2 lain

Ref;

  • ECG Interpretation made Incrdibly Easy by Williams &Wilkins 2008
  • Silbernagl, S (2007). Jantung dan sirkulasinya dalam patofisiologi alih bahasa by dr. Iwan Setiawan dkk. pp.176-190. ECG ; Jakarta.

Thursday, November 27, 2008

Mengamati Ambulance 000 australia








Pada saat itu aku sedang keluar dari station LAKEMBA Sydney Australia, badan terasa capek sehabis pulang kerja dinas pagi di rumah sakit St.Vincent sydney. Brakkkk... suara kencang terdengar dari sebuah kecelakaan yang terjadi di dekat station LAKEMBA, konstan saja jiwa emergencyku (www.emergencyku.tk/emergencyku.blogspot.com) terpanggil untuk mengetahui apa yang terjadi dan menolong korban jika diperlukan. Maklumlah dulu kan mantan petugas ambulance 118 Jakarta Indonesia jadi ya rasa kepingin taunya cepat apalagi menyangkut nyawa manusia. Tetapi cerita menjadi lain ketika selang beberapa menit suara sirine mobil ambulance terdengar yang diikuti beberapa mobil dibelakangnya police, pemadam dan dinas perhubungan setepat. Ya aku baru tau dan merasakan bahwa emergency system di Sydney sangat Bagus. Karena "Respond time" mereka sudah cukup bagus, cepat dan kompak, datang hampir bersamaan antara paramedic, police, pemadam dan dinas perhubungan. Sehingga masyarakat tidak diperbolehkan menolong korban apalagi kalau tidak tau cara menolongnya. Masyarakat cukup menghubungi ke nomor emergency ''000'' yang mudah di ingat. Kemungkinan mereka (ambulance, Police dan petugas lain) sudah menggunakan satu pesawat radio, jadi bisa datang bersamaan di tempat kejadian perkara. walaupun demikian mereka punya job masing2.

Pengamatan saya ketika waktu itu hanya menonton sambil sesekali memotret dan ambil videonya, mereka berkerja sangat cepat. sehingga ngak sampai membuat jalan macet. yang kalau di indonesia udah bisa bikin macet seharian kali ya. Ngak ada kecelakaan aja macetnya udah minta ampun apalagi kalo ada. Ya tapi tetap Indonesia tercinta.

Beberapa petugas yang hadir di tempat kejadian waktu itu :

  • Paramedic ; mereka datang di urutan pertama yang mulanya hanya satu mobil ambulance menjadi 4 mobil dengan hanya 2 orang korban. Mobil pertama mungkin datang dari post yang terdekat dari TKP karena datang hanya beberapa menit setelah kecelakaan terjadi. tetapi akhirnya mereka kerja team untuk menstabilkan korban sebelum akhirnya di rujuk ke hospital terdekat.
  • Police ; mereka datang berurutan di belakangnya ambulance yang lansung membuat dari yellow line sementara. Mereka sibuk mengatur arus lalu lintas dan sebagian menggambar denah kejadian perkara. Sebagian lagi terlihat menghubungi dan mungkin mengkoordinasi kejadian perkara melalui telepon genggam berantena panjang.
  • Pemadam Kebakaran ; saya tadinya ngak tau mengapa pemadam ikut dalam rombongan emergency system. Ternyata mereka mengantisipasi kemungkinan adanya kebakaran akibat ledakan mobil wlaupun sebenarnya mobilnya tidak meledak saat itu.
  • Dinas Perhubungan ; mereka datang juga hampir bersamaan dengan rombongan emergency system. mereka membawa alat derek mobil dan juga alat2 untuk membersihkan jalan dari pecahan2 kaca.

Begitulah kerja team yang sebenarnya saling memudahkan antar team walaupun kerjanya masing2 berbeda, ambulance di mudahkan access dalam menolong korban sehingga bisa di bawa ke rumah sakit dengan cepat, police dimudahkan juga dalam penyelidikan kejadian perkara tidak seperti di indonesia yang terkadang police juga menolong korban. Demikian juga dengan pemadam dan petugas lain yang access ke lokasinya mudah karena di amankan police. Walaupun tugas mereka berbeda tetapi mereka memperlihatkan berkerjasama yang bagus dalam penanganan sebuah kecelakaan. Jadi mungkin bisa di bayangkan bencana kecil aja kompak apalagi kalau ada bencana national seperti tsunami atau bencana2 yang lain.

Tuesday, November 11, 2008

Initial Management and Evaluation of Severely Injured Patients






"Prioritas utama dalam penanganan korban kritis di lapangan termasuk mempertahankan jalan nafas/airway, adequate ventilation, dan monitor perdarahan luar/ external bleeding"


Sebelum korban di bawa ke rumah sakit, trauma team di emergency departement terdekat/ tempat patient di tranfer harus di beritahu terlebih dahulu terutama mengenai seberapa kritis kondisi korban. Sehingga ED dapat mempersiapkan segala sesuatunya sebagai contoh peralatan ventilator pada intubated patient atau blood pada korban perdarahan. Atau bahkan bantuan petugas kesehatan jika korban dalam jumlah banyak.

Pasien yang gelisah, tidak kooperative dan not responding terhadap pemberian oxygen dapat di assumsikan bahwa pasien mengalami hypoxic sampai ada bukti hasil lab. Sehingga pasien membutuhkan endotracheal intubation untuk memberikan ventilasi yang adequate and menangani hypoxia.

Hal-hal yang di perlu di perhatikan pada penanganan pasien kritis :

  • Pneumatic Antishock Garment (PASGs) ; Meskipun PASGs dapat membantu dalam immobilisasi fracture pada pelvic dan extremitas bawah dan juga dapat mengurangi kehilangan darah pada bleeding, peralatan ini tidak terlalu memberikan pengaruh pada pasien hypotensive. Perlu di ingat bahwa pemakaian peralatan ini juga dapat mungkin menyebabkan compartement syndromes terutama jika menggunakan tekanan yang tinggi dalam jangka waktu yg lama.
  • Prehospital Intravenous Lines ; Pemberian dini intravenous fluids at the scene is counterproductive jika transit time to the hospital kurang dari 15 menit. Sesungguhnya, kelebihan cairan dapat menyebabkan kemungkinan perdarahan kembali pada luka yang sudah berhenti sementara.
  • Establishing Intravenous Lines ; Jika pasien mengalami syock hypovolemik hebat yang menyebabkan vena collapse, atau ada riwayat penggunaan intravenous narcotic sebelumnya, mungkin akan sangat sulit mendapatkan vein access di peripheral. Sehingga pasien spt itu memerlukan subclavian veins untuk mendapatkan IV access yg tercepat. Percutaneous catheterization of internal jugular vein juga sangat bagus buat IV access terutama pada pasien yang indikasi memerlukan tindakan operative. Untuk perkiraan Pasien yang mengalami luka pada leher and dada atas membutuhkan minimal 1 venous access di lower extremitas, dan jika luka di perut di butuhkan 1 atau lebih IV lines terutama yang terdekat dengan vena cava superior.
  • Cardiopulmonary Resuscitation ; Open thoracotomy mungkin dapat di pertimbangkan di emergency resuscitation room pada pasien yang mengalami luka tusuk di dada dan mengalami cardiac arrest ketika baru datang di ED. Walaupun demikian open cardiac massage di ED jarang berhasil pada pasien dengan cardiac arrest yang disebabkan oleh luka tembak/ gunshot wound, penetrating intra abdominal injuries, atau pada trauma tumpul yang hebat pada kepala or trunk.
  • Control of External Bleeding ; Tourniquets jarang di gunakan tetapi jika diperlukan, pressure shoud be applied over the most proximal portion of the extrimity wound and cuff pressure should be well above the systolic pressure. karena jika pressure is slightly dibawah the systolic pressure, darah artery akan masih dapat mengalir ke extemitas sehingga menyebabkan increased venous bleeding.

Ref; Handbook of Trauma by Robert F. Wilson, 1999 Philadelphia

Saturday, November 8, 2008

Mengkaji dan Membedakan Chest Pain



Assessment Of Chest Pain/ Nyeri Dada By using PQRST ;

P -Precipitates/ Provokes

what preceded or provoked the pain?

what was the patient doing?

what makes the pain better or worse?

Q -Quality and Associated symptoms

is the pain contan, intermittent, sharp, dull stabbing,crushing or burning?

what other symptomps are present?

R -Region/Radiation

Where is the pain?

Does it radiate to one or more places?

Any physical characteristics that accompany patient's verbal description?

S -Severity

How severe is the pain, on a scale of 1 to 10?

Have you ever had similar pain?

Was it more or less severe than this episode?

T -Time/ Duration of pain from onset

When did the pain start?

How long did it last?

What, if anything, makes the pain better or worse?

H -History

Ask the patient/family/significant other about

  • Medical history
  • curent medications




Friday, November 7, 2008

Pemberian Oxygen Therapy



Oxygen (O2) merupakan obat yang harus digunakan secara tepat dan harus diberikan pada kondisi tertentu yang seharusnya memerlukan oxygen theraphy. Pada umumnya theraphy ini di berikan sebagai sebuah ukuran sementara terhadap pencegahan Hypoxaemia atau kekurangan O2 dalam darah. Walaupun demikian therapy ini tidak dapat menggantikan obat pokok yang semestinya di berikan pada kondisi tertentu seperti antibiotic dan sebagainya.

O2 sangat di butuhkan dalam metabolisme aerobic untuk menghasilkan energy. Karena ketidakcukupan O2 dalam darah dapat mendorong penggunaan asam lactate untuk metabolisme anaerobic sehingga mengakibatkan penurunan biological energy dan penumpukan asam lactat yang sangat berbahaya pada tubuh.

Indikasi klinis pemberian O2 ;

  • Henti jantung dan nafas
  • Gagal pernafasan baik pada tipe I ( hypoxemia tanpa penumpukan CO2 misalanya asthma, pneumonia, oedema paru dan embolisme paru) ataupun tipe II (hypoxemia dengan penumpukan CO2 misalnya Bronchitis kronis, trauma dada , penurunan kesadaran akibat overdose obat dan sebagainya)
  • Gagal jantung atau miocardial infartion
  • Segala macam bentuk syock
  • Keracunan CO ( carbon monoxide)
  • Peningkatan kebutuhan metabilsme seperti pada patient luka bakar, trauma dan infeksi yang serious.

Secara umum O2 dibutuhkan ketika tekanan O2 dalam darah turun. Hal ini dapat diukur secara kasar dengan menggunakan pulse oximetry. Alat ini dapat membaca saturasi haemoglobin dalam darah artery melalui sinar detertor/ infrared. Informasi yang akurat dari pulse oximetry dapat di tunjukkan dan digambarkan pada SpO2 ( peripheral Capillary saturation of haemoglobin) daripada SaO2 ( arterial blood gas saturation.

Alat yang digunakan Pada pemberian O2 ;

  • Nasal catheter 2-6 l/m
  • Simple mask 6-8 l/m
  • Rebreathing mask 8-12/m
  • Non-Rebreathing mask 10-15 l/m

Konsentrasi Oxygen rata2 (l/m);

  • 4 l/m 0.35 Fio2 (Fractional inspired oxygen concentration)
  • 6 l/m 0.50
  • 8 l/m 0.55
  • 10 l/m 0.60
  • 12 l/m 0.65
  • 15 l/m 0.70

Sebagian reference from Oh's Intensive care Manual 5th oleh Andrew D Bersten dan Neil Soni 2007.

Pentingnya Ambulance 118

Ambulance merupakan sarana terpenting dalam perawatan pra hospital pada patient post trauma di lapangan. Selain dilengkapi peralatan yang menunjang seperti O2, Ventilator, EKG dan tentunya obat2an emergency, ambulance juga di dukung oleh staff yang sudah terlatih dalam menangani patient yang memerlukan tindakan yang cepat untuk mencegah kondisi kritis atau bahkan kematian. Sehingga di perlukan pemahaman baik dari rumah sakit ataupun masyarakat tentang peran ambulance itu sendiri dalam menurunkan angka kematian. Ambulance tidak hanya melayani panggilan/ oncall dari masyarakat ke rumah sakit tetapi juga antar rumah sakit yang biasanya antar ICU. Ini disebabkan karena keterbatasan Bed ICU sehingga sebagian rumah sakit lebih memilih untuk merujuk patient ke rumah sakit lain dengan menggunakan jasa ambulance. Dalam hal merujuk patient kondisi kritis tentunya staff ambulance harus benar2 memahami, mengkaji dan mengantisipasi kemungkinan2 buruk yang terjadi saat di pejalanan. Dalam hal ini kesetabilan kondisi patient sangat di perlukan terutama pada unintubated patient. Tidak jarang petugas ambulance di suruh melakukan intubation di rumah sakit sebelum patient di rujuk karena keterbatasan skill yang dimiliki oleh petugas kesehatan di rumah sakit tersebut. Ini juga merupakan salah satu alasan mengapa rumah sakit lebih memilih jasa ambulance terutama 118 dalam merujuk patient.